Dari sisi budidaya, teknologi budidaya patin sudah berkembang pesat baik di tahap pembenihan, pendederan,maupun pembesaran. Untuk pembenihan, pemijahan ikan patin dilakukan secara buatan melalui pemberian rangsangan hormon. Ovulasi telur dilakukan dengan cara pengurutan (stripping) sedangkan fertilisasi dilakukan secara kering.
Tahap pendederan yaitu pemeliharaan benih
ikan selepas dari pembenihan hingga siap dipelihara di kolam pembesaran
ataupun karamba jaring apung. Tahapan ini penting karena penebaran ikan
terlalu kecil dapat menyebabkan tingkat kematian tinggi pada waktu awal
pembesaran ikan.
Berdasarkan target benih ikan yang dihasilkan, pendederan dibagi dalam tiga tahap yang disebut pendederan 1, 2,dan 3. Pendederan 1 (P1) untuk menghasilkan ikan dengan ukuran 1–3-5 cm. Pendederan 2 (P2) ukuran ikan 5-8-10 cm. Pendederan 3 (P3) ukuran ikan 10-12 cm.
Target ukuran yang berbeda ini berdasarkan pada kondisi perairan budidaya dan kebutuhan pasar yang berbeda, karena ukuran yang lebih besar tentunya berharga lebih mahal. Untuk kondisi keramba jaring apung idealnya menggunakan benih ukuran 10-12 cm (hasil dari P3) karena tekanan lingkungan yang lebih kompleks seperti adanya arus, perubahan suhu, pH, alkalinitas, kesadahan, sifat kimia air lain,serta penyakit dan parasit.
Pendederan 1 dapat dilakukan di indoor maupun outdoor, sedangkan pendederan 2 dan 3 di outdoor. Patin ukuran kecil membutuhkan penanganan yang lebih intensif karena masih rentan terhadap serangan penyakit dan predator yang banyak terdapat di lingkungan. Pemeliharaan patin ukuran lebih besar tidak efektif lagi dilakukan di indoor karena daya dukung lingkungan yang terbatas sehingga pertumbuhan terhambat. Pendederan skala indoor menggunakan akuarium, bak atau fiber,sedangkan skala outdoor bisa dengan bak atau kolam tanah.
Pakan selama pendederan adalah tubifex (cacing sutera), cacing beku serta dilanjutkan dengan pakan udang. Jika sudah agak besar pakan dirubah ke pakan apung ukuran 1 atau 2 mm. Pakan diberikan 3-4 kali sehari. Pemberian vitamin atau obat-obatan jika diperlukan melalui pakan atau langsung dicampurkan kedalam air.
Berdasarkan target benih ikan yang dihasilkan, pendederan dibagi dalam tiga tahap yang disebut pendederan 1, 2,dan 3. Pendederan 1 (P1) untuk menghasilkan ikan dengan ukuran 1–3-5 cm. Pendederan 2 (P2) ukuran ikan 5-8-10 cm. Pendederan 3 (P3) ukuran ikan 10-12 cm.
Target ukuran yang berbeda ini berdasarkan pada kondisi perairan budidaya dan kebutuhan pasar yang berbeda, karena ukuran yang lebih besar tentunya berharga lebih mahal. Untuk kondisi keramba jaring apung idealnya menggunakan benih ukuran 10-12 cm (hasil dari P3) karena tekanan lingkungan yang lebih kompleks seperti adanya arus, perubahan suhu, pH, alkalinitas, kesadahan, sifat kimia air lain,serta penyakit dan parasit.
Pendederan 1 dapat dilakukan di indoor maupun outdoor, sedangkan pendederan 2 dan 3 di outdoor. Patin ukuran kecil membutuhkan penanganan yang lebih intensif karena masih rentan terhadap serangan penyakit dan predator yang banyak terdapat di lingkungan. Pemeliharaan patin ukuran lebih besar tidak efektif lagi dilakukan di indoor karena daya dukung lingkungan yang terbatas sehingga pertumbuhan terhambat. Pendederan skala indoor menggunakan akuarium, bak atau fiber,sedangkan skala outdoor bisa dengan bak atau kolam tanah.
Pakan selama pendederan adalah tubifex (cacing sutera), cacing beku serta dilanjutkan dengan pakan udang. Jika sudah agak besar pakan dirubah ke pakan apung ukuran 1 atau 2 mm. Pakan diberikan 3-4 kali sehari. Pemberian vitamin atau obat-obatan jika diperlukan melalui pakan atau langsung dicampurkan kedalam air.